BERITA & ACARA

Sembilan tahun ke depan akan menjadi titik balik penting bagi Indonesia di sektor energi terbarukan, dengan lebih dari 8.750 MW, atau 25 persen dari total kapasitas daya saat ini yang dihasilkan oleh pembangkit listrik panas bumi, tenaga air, dan "bioenergi".

Pemerintah mengupayakan sumber dana investasi hingga 403 triliun rupiah selama 5 tahun ke depan dalam rangka mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar berbasis fosil.

"Sebagai bangsa yang tertarik untuk mencapai swasembada energi, kita tidak harus bergantung pada bahan bakar fosil. Faktanya sekarang, Indonesia telah menjadi negara pengimpor minyak, sedangkan dalam waktu dekat cadangan bahan bakar fosil akan semakin habis", ujar Jokowi sembari mencatat bahwa negara ini memiliki 40 persen dari potensi panas bumi dunia yang belum sepenuhnya digali.

Memahami peluang besar Indonesia menuju sektor energi terbarukan, pemerintah berencana bertindak agresif untuk menarik investor, beberapa di antaranya yang telah menyatakan minatnya meliputi Jepang, Belanda dan Inggris.

Sumber: Tempo

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, menyatakan fokus pemerintah untuk mendorong penggunaan energi terbarukan di Indonesia dari 5-6 persen hingga mencapai target 19 persen pada tahun 2019.

Termasuk dalam meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor ini di tahun-tahun mendatang, akan menjadi penciptaan hutan energi dan kebun serta beberapa gedung pemerintah yang dilengkapi dengan panel surya dalam upaya untuk meningkatkan penggunaan metode energi baru dan terbarukan.

Energi perhutanan dan perkebunan serta beberapa gedung pemerintah yang dilengkapi dengan panel surya sudah termasuk dalam peningkatan alokasi anggaran untuk sektor ini di tahun-tahun mendatang dalam upaya meningkatkan penggunaan metode energi terbarukan.

"Kita tidak seharusnya berpikir pragmatis lagi. Kita tidak seharusnya berpikir hanya untuk jangka pendek. Sumber energi terbarukan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan energi yang kita miliki sehingga kita tidak hanya bergantung pada sumber energi berbasis fosil", ujar Sudirman.

Pada tahun 2025, Sudirman berharap bahwa energi terbarukan dapat mencapai 25 persen dari total penggunaan energi bangsa kita, dimulai dengan target nilai investasi Rp. 4 kuadriliun (US $ 304 juta) pada tahun 2020.

Sumber: The Jakarta Post

Diselenggarakan pada tanggal 11-12 Februari di Nusa Dua, Bali, Indonesia menjadi tuan rumah sebuah pertemuan untuk membahas kerangka kerja dan tindakan menjembatani kesenjangan teknologi untuk menjadi katalis dari pengembangan energi bersih di tingkat nasional, regional dan global. Forum ini dihadiri oleh pemerintah dan para pemimpin bisnis, organisasi internasional, komunitas masyarakat dan kelompok pemuda.

Bali Clean Energy Forum 2016 diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, dan diselenggarakan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM) bersama Badan Energi Internasional (IEA). Dengan tujuan mencapai keberlanjutan energi dan kesejahteraan masyarakat luas, forum ini berfokus pada solusi tingkat nasional maupun global.

Dengan tema 'Menjembatani Jarak untuk Mempromosikan Kemitraan Global', forum ini dimaksudkan untuk menggali kemitraan global yang dapat menjembatani kesenjangan antara jalur penyebaran energi bersih di berbagai negara dan daerah-daerah. Dengan menyatukan pelaku bisnis dan warga masyarakat dari berbagai belahan dunia, peserta memiliki kesempatan untuk terlibat dalam memperkuat kemitraan yang mengembangkan energi bersih.

Berbicara atas nama perusahaan besar nasional yang bersedia mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih pada tahun 2025, Yoke Kee Ang, Direktur Eksekutif PT. Cipta Mentari Utama menjelaskan bahwa produk panel surya dari Matahari Power memiliki keunggulan dalam menjangkau daerah-daerah terpencil yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan  pasokan energi.

Selama acara ‘Renewable Energy for Indonesia’ pada tahun 2015, Ketua METI, Surya Darma, menyatakan bahwa fokus mereka saat ini adalah untuk memahami tren pasar, peluang, dan mengenali prioritas dalam sektor energi terbarukan, utamanya untuk membangun kerja sama yang akan memperkuat hubungan antara pemerintah dan sektor swasta.

Sumber: Koran Jakarta

Sebagai penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia membutuhkan sumber energi yang dapat diandalkan, terutama untuk pulau-pulau terpencil; inilah yang menjadi fokus utama dari PT. Cipta Mentari Utama, yang bertujuan membangun teknologi surya melalui infrastruktur yang efisien, aman, ramah lingkungan, dan bermanfaat bagi semua.

Panel surya yang diproduksi oleh PT. Cipta Mentari Utama memanfaatkan teknologi terbaik dari Amerika Serikat dan Cina, dan melewati tes regulasi yang ketat untuk mendapatkan sertifikasi kelas dunia.

Demonstrasi efisiensi produk PT. Cipta Mentari Utama dengan menunjukkan bagaimana 1 Panel 250 Wp dapat menghasilkan energi matahari yang cukup untuk 23 bola lampu LED.

Sumber: Baliinspirasi.com